Selasa, 06 Mei 2008

Trie Utami Kepincut Bupati Lampung Tengah

Andy Achmad, musisi yang kini menjadi Bupati Lampung Tengah ini berhasil 'memikat' hati Trie Utami untuk mencoba melirik musik Melayu yang selama ini tak terjamah dalam kiprahnya di blantika musik tanah air. Genre pop dan jazz yang selama ini dilakoninya dicoba 'disusupi' dengan menjajal album duet pop Melayu bareng Kanjeng, sapaan akrab Andy Achmad.

"Pak Andy termasuk orang yang bisa bernyayi dengan hati, maka ajakan beliau untuk membuat album ini langsung saya terima, apalagi keinginan berkeseniannya sangat menggelora. Pokoknya asyik banget kalau sudah bernyanyi bareng beliau," papar Trie, saat silahturahmi dan syukuran album baru pop melayu di Tee Box Café, Sabtu (3/5).

Begitu cintanya dengan aroma tradisi, Iie, demikian sapaan akrab Trie Utami, tak sanggup untuk menolak tawaran Andy untuk memproduseri album pop melayu ini.


Totalitas wanita kelahiran Bandung 8 Januari 1968 silam ini ditunjukkan dengan menciptakan dua lagu dari 11 lagu yang disuguhkan, yaitu Bulan Merah dan Yang Terbaik Yang Terakhir.

"Saya amat sangat mencintai tradisi dan lagu Melayu membuat saya bertambah interesting," ujarnya.

Khusus untuk Yang Terbaik dan Yang Terakhir, aliran emosional tertuang dalam lagu ini karena kegagalan membangun mahligai rumah tangga sebanyak dua kali.

Tahun 1992 Iie bercerai dari Wiwie GV, seorang musisi dan tahun 2005 kandas biduknya dengan Andi Analta, setelah mengarungi 10 tahun kehidupan pernikahan.

"Yang terbaik buatku belum ada dan untuk yang terakhir belum datang," ungkap adik musisi Purwatjaraka ini mencoba menjelaskan soal inspirasi pembuatan lagunya.

Dan untuk menghasilkan karya terbaik di album ini, Andy Achmad, sang inspirator, mengaet beberapa musisi papan atas, seperti Hendri Lamiri (violinist), Bintang dan Hanny Anggoman (bassist) serta Cendy Luntungan (drummer).

"Kita akan memberikan warna yang lain dengan sentuhan pop untuk memperkaya khasanah musik, khususnya Melayu," tandas Andy Ahmad, yang sebelum menjadi Bupati sudah malang melintang di dunia tarik suara dari tahun '70-an.

"Kapasitas kita sebagai seniman hanya berkarya, soal keberhasilan album ini tergantung pola ukur masyarakat dalam menilai," pungkas Iie mencoba optimis di balik pasar lagu melayu yang kini tengah lesu.

Tidak ada komentar: